Tradisi Pecah Kendi Dan Makna Yang Melekat Dalam Bertuhan.

Kontributor : Kusrini Oktaviani
Jurnalterate.com - Tradisi pecah kendi telah di lakukan masyarakat indonesia sejak zaman Kerajaan (Belum demokrasi) baik kerajaan Jawa, Lampung, Borneo, Malaka dsb. Konon tradisi tersebut sangat kental di lakukan oleh masyarakat Suku Sunda untuk lancarnya tujuan yang di inginkan si pemecah kendi.

Dalam tradisi Jawa Timuran atau masyarakat jawa di bagian timur, makna kendi berasal dari "kendalining diri" atau lebih ke arah spiritual ibadah menjinakan hawa nafsu. Berbeda dengan masyarakat Jawa Timur, daratan Sumatra mengenal kendi sebagai sumber kehidupan yang jika di pecahkan berharap rizki yang di milikinya dapat berguna kepada orang-orang sekitar.

Tradisi pecah kendi merupakan tradisi Nusantara, artinya tradisi pecah kendi bukan hanya di lakukan oleh suku dan budaya tertentu melainkan lebih ke arah makna keyakinan dalam beribadah, di Negara Thailand, pecah Kendi juga menjadi salah Satu syarat untuk menyembah dewa yang mereka yakini.

Baca juga :

Tradisi-tradisi seperti demikian di zaman seperti ini memang sering di lupakan, apalagi sistem modernisasi telah melanda kaum milenial dengan pemikiran yang kritis sesuai zaman, hingga menghitung untung-rugi yang di lakukan.

Berbeda halnya dengan kalangan SH Terate, Pecah Kendi yang di lakukan oleh Ketua Dewan Pusat Kangmas Isoebiyantoro dalam memberangkatkan Tim penjemput tanah dan air yang nantinya akan di satukan masih berkeyakinan bahwa keselamatan dan kelancaran menjadi prioritas utama Organisasi SH Terate agar ajaran-ajaran dan budaya tetap lestari, bermakna yang lebih penting adalah bermanfaat.