Koteka, Budaya, Perhiasan Dan Jenis Yang Di Pakai Oleh Suku Papua Pada Acara SH Terate Wamena Pusat Madiun.

Kontributor : Kusrini Oktaviani
Jurnalterate.com - Koteka adalah perhiasan untuk menutup kemaluan laki-laki dalam budaya sebagian penduduk asli Pulau Papua. Koteka sendiri terbuat dari Moncong burung taong-taong (Riambo) dan bisa juga terbuat dari kulit labu. Sedangkan untuk mendapatkan mulut burung taong-taong dapat diperoleh dengan cara berburu, burung ini hidup disekitar daerah papua. karena bentuk dari mulut burung ini selain menjadi perhiasan, dapat juga berfungsi sebagai penutup kelamin laki-laki. Labu, atau dalam bahasa latin (lagenaria siceraria) adalah jenis labu yang berwarna putih dan panjang. Labu tersebut memang sengaja di tanam dan diproses agar berbentuk sesuai kebutuhan masyarakat kaum laki-laki papua, yang nantinya dinamakan koteka dan pada umumnya di pakai oleh kaum laki-laki.

Tak sebagaimana anggapan umum, ukuran dan bentuk koteka tak berkaitan dengan status pemakainya. Ukuran biasanya berkaitan dengan aktivitas pengguna, hendak bekerja atau upacara. Banyak sekali suku-suku di sana dapat dikenali dari cara mereka menggunakan koteka. Koteka yang pendek digunakan saat bekerja, dan yang panjang dengan hiasan-hiasan digunakan dalam upacara adat.

Hal demikian di samapiak oleh Kangmas Riyadi Kagoya, Warga SH Terate Cabang Wamena Pusat Madiun, "Setiap suku memiliki perbedaan bentuk koteka. Suku Yali misalnya, menyukai bentuk labu yang panjang. Sedangkan Suku Tiom biasanya memakai dua labu".

Seiring berjalannya waktu, koteka semakin kurang populer dipakai sehari-hari. Koteka dilarang dikenakan di kendaraan umum dan sekolah-sekolah.

Sepeti halnya Cabang Wamena, Para saudara-saudara SH Terate memakai hanya terkhusus pada acara adat ataupun acara yang di nilai sebagai acara suci. Itulah sebabnya para peniliti budaya, perancang fashion dan para Jurnalis harus merogoh kantong beberapa puluh ribu rupiah hanya untuk sekedar memfoto ataupaun melihatnya secara langsung.